Disekolah, gw dipercaya menjabat sebagai ketua osis dan juga sebagai
pembina mading untuk bulan tersebut. Sebagai pembina mading, gw musti
bekerja keras untuk memimpin teman-teman yang lain membuat mading
tentunya tanpa batasan waktu dan pada saat itu, kami mengerjakannya
sampai jam 6 malam.
Kisahnya dimulai ketika temen gw, sebut saja Dido! hendak pergi ke
toilet yang berada 1 tingkat dibawah tempat kami semua berada. Karena
rasa takutnya, Dido mengajak gw untuk menemaninya ke toilet. Gw yang
berisfat biasa aja akhirnya menemani Dido menuju toilet.
Sesampainya di Toilet, Dido masuk kedalam kabin toilet sedangkan gw
menunggu di luar kabin. Karena Dido cukup lama, sembari menunggu Dido gw
memutuskan untuk buang air kecil juga. Begitu gw keluar dari kabin,
ternyata pintu kabin Dido masih tertutup dengan rapat. Gw yang udah
bosen memberanikan diri untuk meneriaki Dido. “Woii Dido, udahan blom?”
tiba-tiba, terdengarlah suara sahutan “Tunggguuuu sebentarr…!!!” dengan
nada yang datar dan agak aneh! Gw yang gak berprasangka sama sekali,
mengira bahwa itu adalah ulah Dido yang hendak mengerjain gw.
Gw yang kesal dengan lamanya Dido di toilet dan kesal dengan Dido
yang sudah mengerjaiku dengan sahutan datar tersebut membuat gw
menendang paksa pintu kabin Dido dengan maksud membuatnya terkejut dan
sadar bahwa ia sudah sangat lama berada didalam toilet. Nyittt…!!! Pintu
yang gw tendang tiba-tiba terbuka dan betapa kagetnya gw ketika
mengetahui bahwa Dido udah gak berada didalam kabin toilet tersebut!
refleks gw langsung lari keatas, tempat teman-teman gw berkumpul
menyelesaikan mading.
Sesampainya gw disana, memang benar! Dido sudah berada disana! tentu
gw marah banget. Namun, setelah dijelaskan gw baru ngerti bahwa pada
saat gw masuk kedalam kabin, Dido mengira gw meninggalkannya sehingga ia
pun segera menuju ke atas.
Hikmah dari cerita ini, jangan pernah bermain-main dengan hal yang serius! dan bersifatlah setia kepada teman-temanmu.
Rabu, 06 Juni 2012
Selasa, 05 Juni 2012
BIS MALAM PENASARAN
Ruben sedang menempuh perjalanan dari Surabaya ke Jakarta dengan
menggunakan bis malam. Di tengah perjalanan, saat bis tersebut berhenti
di sebuah terminal, seorang kakek tua naik dan menawarkan buku-buku
bacaan pada semua penumpang. Sesampainya di kursi Ruben:
“Bukunya nak? Ada macam-macam nih. Buku silat, cinta-cintaan, agama, dan lain-lain”, ujar sang kakek.
Ruben yang kebetulan sedang tidak bisa tidur pun tertarik. “Ada buku misteri atau horor gak kek?”
“Oh suka cerita horor yah?”, jawab si kakek. “Kebetulan sisa satu. Pas lagi ceritanya. Tentang bis yang ditinggali banyak arwah penasaran. Judulnya ‘Bis Malam Penasaran’. Serem banget pokoknya.”
“Boleh juga tuh. Berapa harganya?”
“Seratus lima puluh ribu, nak”
“Walah, mahal bener harganya, kek”.
“Ya namanya juga buku bagus. Best seller. Semua yang baca buku ini kabarnya sampe syok loh waktu baca endingnya”, si kakek berpromosi ala sales panci.
Ruben pun akhirnya mengalah. Uang seratus lima puluh ribu berpindah tangan. Entah kenapa, tepat pada saat ia menyerahkan uang tersebut ke kakek tua, tiba-tiba terdengar suara petir menggelegar. Angin pun terasa mulai bertiup kencang. Si kakek buru-buru melangkah turun ke bis, namun tiba-tiba berhenti dan menolehkan wajahnya pelan-pelan ke arah Ruben.
“Nak”, ujarnya lirih, “apa pun yang terjadi, harap jangan buka halaman terakhir ya. Ingat, apapun yang terjadi. Kalau tidak nanti kamu akan menyesal dan saya tidak mau bertanggung jawab.”
Jantung Ruben berdegup kencang. Saking takutnya, ia sampai tidak mampu menganggukkan kepala hingga akhirnya si kakek turun dari bis dan menghilang ditelan kegelapan. Singkat cerita, dua jam kemudian, sekitar pukul satu malam, Ruben selesai membaca seluruh buku tersebut. Kecuali halaman terakhir tentunya. Dan memang benar seperti yang dikatakan si kakek penjual, buku itu benar-benar menegangkan dan menyeramkan. Di luar bis yang melaju kencang, hujan turun dengan derasnya. Kilat menyambar bergantian dan terkadang terdengar suara guruh yang menggelegar. Sejenak Ruben melihat berkeliling dan ternyata semua penumpang sudah terlelap. Bulu kuduknya terasa merinding.
“Baca halaman terakhirnya gak yah?”, pikir Ruben bimbang. Antara penasaran dengan rasa takut berbaur menjadi satu. Di luar jendela malam tampak makin gelap. “Ah sudahlah, sekalian aja. Nanggung!”
Dengan tangan gemetar ia pun membuka halaman terakhir dari buku tersebut secara perlahan… Dan akhirnya tampak sebuah lembaran kosong dengan sepotong label di bagian pojok kanan atas. Sambil menelan ludah, Ruben membaca huruf demi huruf yang tercantum:
“Bukunya nak? Ada macam-macam nih. Buku silat, cinta-cintaan, agama, dan lain-lain”, ujar sang kakek.
Ruben yang kebetulan sedang tidak bisa tidur pun tertarik. “Ada buku misteri atau horor gak kek?”
“Oh suka cerita horor yah?”, jawab si kakek. “Kebetulan sisa satu. Pas lagi ceritanya. Tentang bis yang ditinggali banyak arwah penasaran. Judulnya ‘Bis Malam Penasaran’. Serem banget pokoknya.”
“Boleh juga tuh. Berapa harganya?”
“Seratus lima puluh ribu, nak”
“Walah, mahal bener harganya, kek”.
“Ya namanya juga buku bagus. Best seller. Semua yang baca buku ini kabarnya sampe syok loh waktu baca endingnya”, si kakek berpromosi ala sales panci.
Ruben pun akhirnya mengalah. Uang seratus lima puluh ribu berpindah tangan. Entah kenapa, tepat pada saat ia menyerahkan uang tersebut ke kakek tua, tiba-tiba terdengar suara petir menggelegar. Angin pun terasa mulai bertiup kencang. Si kakek buru-buru melangkah turun ke bis, namun tiba-tiba berhenti dan menolehkan wajahnya pelan-pelan ke arah Ruben.
“Nak”, ujarnya lirih, “apa pun yang terjadi, harap jangan buka halaman terakhir ya. Ingat, apapun yang terjadi. Kalau tidak nanti kamu akan menyesal dan saya tidak mau bertanggung jawab.”
Jantung Ruben berdegup kencang. Saking takutnya, ia sampai tidak mampu menganggukkan kepala hingga akhirnya si kakek turun dari bis dan menghilang ditelan kegelapan. Singkat cerita, dua jam kemudian, sekitar pukul satu malam, Ruben selesai membaca seluruh buku tersebut. Kecuali halaman terakhir tentunya. Dan memang benar seperti yang dikatakan si kakek penjual, buku itu benar-benar menegangkan dan menyeramkan. Di luar bis yang melaju kencang, hujan turun dengan derasnya. Kilat menyambar bergantian dan terkadang terdengar suara guruh yang menggelegar. Sejenak Ruben melihat berkeliling dan ternyata semua penumpang sudah terlelap. Bulu kuduknya terasa merinding.
“Baca halaman terakhirnya gak yah?”, pikir Ruben bimbang. Antara penasaran dengan rasa takut berbaur menjadi satu. Di luar jendela malam tampak makin gelap. “Ah sudahlah, sekalian aja. Nanggung!”
Dengan tangan gemetar ia pun membuka halaman terakhir dari buku tersebut secara perlahan… Dan akhirnya tampak sebuah lembaran kosong dengan sepotong label di bagian pojok kanan atas. Sambil menelan ludah, Ruben membaca huruf demi huruf yang tercantum:
Si Kakek dan Suster Cantik
Tadi
pagi seorang kakek mampir ke klinik buat ngetes darah, sapa tau
kolesterolnya tinggi. Nggak disangka dan nggak diduga yg nerima
susternya cantik dan seksi. Si kakek jadi inget waktu seumuran dia dulu.
Setelah duduk dimeja, tangan si kakek dipegang sama suster dan jari
tengah kakek dicocok pake jarum, trus beberapa tetes darah ditaruh di
tester.
Setelah itu suster ingin membersihkan sisa darah yg dijari, dicarinya tissue, eh gak ada, kapas gak ada, tanpa pikir panjang suster memasukkan jari si kakek dimulutnya dan dihisap.
Melihat itu si kakek bengong, dan tanpa pikir panjang si kakek bilang, “boleh test urine sekalian gak sus”
Setelah itu suster ingin membersihkan sisa darah yg dijari, dicarinya tissue, eh gak ada, kapas gak ada, tanpa pikir panjang suster memasukkan jari si kakek dimulutnya dan dihisap.
Melihat itu si kakek bengong, dan tanpa pikir panjang si kakek bilang, “boleh test urine sekalian gak sus”
Minggu, 03 Juni 2012
LAPORAN PERCOBAAN FISIKA
Tujuan : Mengetahui pengaruh suhu terhadap volum pada tekanan tetap.
Dasar Teori : Pada termodinamika, temperature dan tekanan dihubungkan dengan persamaan P.V = n.R.T . Artinya, pada volume yang konstan, jika suhu dinaikkan maka tekanan gas juga akan naik, jika temperature diturunkan, tekanan ikut turun.
Alat dan Bahan :
· Penggaris dengan panjang 30 cm
· Karet gelang ( 4 buah )
· Termometer
· Pemanas
· Larutan Asam Sulfat
· Pipa kaca kapiler
· Bejana Kaca
Langkah Kerja :
1.Susunlah alat dan bahan seperti gambar di bawah ini !
2. Nyalakanlah pemanas sampai larutan asam sulfat terlihat bergerak ke atas.
( perbandingan larutan asam sulfat dan air yang ditetesi ke dalam tabung reaksi 15 : 3 )
3. Catatlah tinggi kolom udara yang berada di bawah larutan asam sulfat untuk setiap kenaikan suhu 5̊C. Catatlah sampai 10 kali kenaikan suhu.
Tabel Hasil Pengamatan :
| No | Suhu (̊C) | Tinggi kolom (mm) |
| 1 | 35 | 0,98 |
| 2 | 40 | 0,98 |
| 3 | 45 | 0,98 |
| 4 | 50 | 0,98 |
| 5 | 55 | 0,98 |
| 6 | 60 | 0,98 |
| 7 | 65 | 0,98 |
| 8 | 70 | 0,98 |
| 9 | 75 | 0,98 |
| 10 | 80 | 0,98 |
| 11 | 85 | 0,98 |
| 12 | 90 | 0,98 |
| 13 | 95 | 0,98 |
| 14 | 100 | 0,98 |
Faktor apa sajakah yang mempengaruhi hasil percobaan tersebut ?
Menurut kami faktor yang mempengaruhi tentu saja suhu, yang kedua adalah larutan yang terkandung. Terbukti dengan dicampur air maka asam sulfat tidak mengalami perubahan, berbeda dengan jika di dalam tabung tersebut hanya terisi larutan asam sulfat. Mengapa bisa begitu ? Menurut kami hal itu terjadi karena adanya penambahan konsentrasi air walaupun hanya perbandingannya 15:3 tetapi itu dapat sangat mempengaruhi.
Pembahasan :
Dari hasil percobaan kelompok kami tidak melihat adanya penambahan tinggi kolom udara dan menurut pendapat kami hal ini disebabkan karena dalam 15 tetes larutan H2SO4 dicampurkan dengan 3 tetes larutan H2O dan membuat larutan tersebut tidak mengalami penambahan tinggi kolom udara, walaupun suhunya selalu bertambah.
Saran :
Menurut kami sebaiknya cairan H2SO4 sebaiknya tidak ditambahkan air, agar volume udara bisa naik.
Kesimpulan :
Langganan:
Komentar (Atom)